Kamis, 18 Desember 2008

KEBIJAKAN POLITIK UMAR BIN ABDUL AZIZ



disusun oleh : Andri Prayoga
208100178
Ushuludin

Pendahuluan
Umar bin abdul aziz kiprahnya dalam memimpin umat patut dicontoh. Dialah salah satu khalifah dinasti Umayah yang dianggap memberi kontribusi paling besar pada umat dimasanya. Bahkan, banyak pengamat memberi ulasan tentang kehidupan beliau dan tidak tanggung-tanggung mereka menobatkan Umar bin Abdul Aziz sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam. Patutlah kita bertanya , “apa yang telah Beliau lakukan,sehingga penghormatan begitu deras mengalir padanya?”
Tidak hanya ditataran wacana Politik beliau diperbincangkan, bahkan para fukoha pun berbeda pandangan tentang masuknya Umar bin Abdul Aziz di Zona mulia yang kita kenal dengan term “khulafa al-rasydun” . Kita mengenal khulafa al-rasydun berjumlah empat yaitu:Abu Bakar,Umar bin Khatab,Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Sedangkan, al-Hamdani dalam kitabnya(Syahr Ushul al-Khamsat) menginformasikan pendapat Mu’tazilah mengenai cakupan al-Khulafa al-Rasydun itu ada lima :Abu Bakar ra., Umar ra,Utsman ra., Ali ra., dan Umar Ibn ‘Abd al-‘Aziz. Tidak hanya al-Hamdani yang menggolongkan Umar bin Abdul Aziz pada cakupan al-Khulafa al-Rasydun,Sufyan al-Tsauri dan Ibn al-Musyayab pun juga. Sufyan al-Tsury berpendapat bahwa khalifah yang rasydun itu lima: Abu Bakar ra., Umar ra,Utsman ra., Ali ra., dan Umar Ibn ‘Abd al-‘Aziz. Dan, Ibn al-Musayyab berpendapat bahwa khalifah yang rasydun itu ada tiga: Abu Bakar ra.,Umar ra., dan Umar Ibn ‘Abd al-‘Aziz. Kiranya fakta diatas cukup untuk membuat kita bertanya, “ada apa dengan Umar bin Abdul Aziz?”sehingga sebagian fukoha menggolongkannya pada wilayah yang kedudukannya setingkat dibawah Rasul yaitu Khulafa al-Rasydun,/a’immat al-huda/a’immat al-adl. Term-term yang baru saja penyusun tulis adalah term yang berbeda-beda tetapi memiliki arti sama. Term ini masuk pada “fase khilafah dan Rahmah” (setingkat dibawah fase kenabian) sebagai mana tersebut dalam hadits berikut ini : “sesungguhnya fase awal agama kalian dimulai dengan fase kenabian dan rahmah;setelah itu fase khilafah dan rahmah;tetapi kemudian menjadi kerajaan yang penuh dengan pemaksaan”(diriwayatkan oleh Imam al-Bazzar dari Ibnal-Jarah).

Pembahasan
Disini penyusun kiranya tak perlu panjang lebar lagi men-syarah-kan tentang bani Umayah sampai masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz,cukuplah pada poin-poin penting diantar kebijakan yang beliau lakukan pada masanya,yaitu:
1. Menolak fasilitas kekhalifahan untuk dirinya yang dianggapnya berlebihan.Para petugas kekhalifahan yang hendak mengawalnya dengan kendaraan khususmendapatkan sesuatu yang di luar dugaan. Umar menolak kendaraan dinas, danmeminta kepada salah seorang di antara mereka untuk mendatangkan binatangtunggangannya.Al-Hakam bin Umar mengisahkan, "Saya menyaksikan para pengawal datang dengankendaraan khusus kekhalifahan kepada Umar bin Abdul Aziz sesaat dia diangkatmenjadi Khalifah. Waktu itu Umar berkata, 'Bawa kendaraan itu ke pasar danjuallah, lalu hasil penjualan itu simpan di Baitul Maal. Saya cukup naik
kendaran ini saja (hewan tunggangannya)
2. Menerapkan pola hidup sederhana, khususnya untuk diri dan keluarganya. Yunusbin Abi Syaib berkata, "Sebelum menjadi Khalifah tali celananya masuk ke dalamperutnya yang besar. Namun, ketika dia menjadi Khalifah, dia sangat kurus.Bahkan jika saya menghitung jumlah tulang rusuknya tanpa menyentuhnya, pastisaya bisa menghitungnya."Hal senada diungkapkan putranya, Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz ketikaditanya oleh Abu Ja'far al-Manshur perihal jumlah kekayaan ayahnya. Ja'farbertanya, "Berapa kekayaan ayahmu saat mulai menjabat sebagai Khalifah?" AbdulAziz menjawab, "Empat puluh ribu dinar." Ja'far bertanya lagi, "Lalu berapakekayaan ayahmu saat meninggal dunia?" Jawab Abdul Aziz, "Empat ratus dinar.Itu pun kalau belum berkurang."
3. Menghapuskan hak-hak istimewa yang diberikan kepada keluarganya. Umarmengumpulkan Bani Marwan dan berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw. memilikitanah fadak, dan dari tanah itu dia memberikan nafkah kepada keluarga BaniHasyim. Dan dari tanah itu pula Rasulullah Saw. mengawinkan gadis-gadis dikalangan mereka. Suatu saat, Fathimah memintanya untuk mengambil sebagian darihasil tanah itu, tapi Rasulullah Saw. menolaknya.Demikian pula yang dilakukan Abu Bakar Ra. dan Umar Ra. Kemudian harta itudiambil oleh Marwan dan kini menjadi milik Umar bin Abdul Aziz. Maka sayamemandang bahwa suatu perkara yang dilarang Rasulullah Saw. melarangnya untukFathimah adalah bukan menjadi hakku. Saya menyatakan kesaksian di hadapankalian semua, bahwa saya telah mengembalikan tanah tersebut sebagaimana padazaman Rasulullah Saw." (Kisah ini diriwayatkan dari Mughirah).
4. Mengembalikan harta kekayaan yang dimilikinya dan keluarganya kepada Baitul Maal. Suatu saat, Umar bin Abdul Aziz memanggil istrinya, Fathimah binti AbdulMalik yang memiliki banyak perhiasan berupa intan dan mutiara, "Wahai istriku,pilihlah olehmu, kamu kembalikan perhiasan-perhiasan ini ke Baitul Maal ataukamu izinkan saya meninggalkan kamu untuk selamanya. Aku tidak suka bila aku,kamu, dan perhiasan ini berada dalam satu rumah." Fathimah menjawab, "Sayamemilih kamu daripada perhiasan-perhiasan ini. Bahkan bila lebih dari itu punaku tetap memilih kamu."
5. Mengangkat orang-orang saleh di jajaran pemerintahannya. Setelah mencopotKhalid sebagai pengawal kekhalifahan lantaran telah menghukum orang tidaksesuai dengan kesalahannya, Umar bin Abdul Aziz meminta 'Amr bin Muhajir untukmenjadi salah seorang pengawalnya. Umar berkata, "Wahai 'Amr, engkau tahu bahwaantara saya dan kamu tidak ada hubungan kekerabatan, kecuali kerabat dalamIslam. Namun, saya mendengar bahwa kamu banyak membaca ayat-ayat Al-Qur`an, dansaya melihat kamu melakukan shalat di suatu tempat yang kamu kira tidak adaseorang pun yang dapat melihatmu. Saya melihat kamu melakukan shalat denganbaik. Dan kamu adalah salah seorang dari golongan Anshar. Ambillah pedang inidan sejak saat ini kau kuangkat sebagai pengawalku."
6. Menolak suap dalam bentuk apa pun. 'Amr bin Muhajir meriwayatkan, suatu saatUmar bin Abdul Aziz ingin makan apel, kemudian salah seorang anggotakeluarganya memberi apel yang diinginkan. Lalu Umar berkata, "Alangkah harumaromanya. Wahai pelayan, kembalikan apel ini kepada si pemberi dan sampaikansalam saya kepadanya bahwa hadiah yang dikirim telah sampai."'Amr bin Muhajir mempertanyakan sikap Umar tersebut, "Wahai Amirul Mukminin,orang yang memberi hadiah apel itu tak lain adalah sepupumu sendiri dan salahseorang yang masih memiliki hubungan kerabat yang sangat dekat denganmu.Bukankah Rasulullah Saw. juga menerima hadiah yang diberikan orang lainkepadanya?"Umar bin Abdul Aziz menjawab, "Celaka kamu, sesungguhnya hadiah yang diberikankepada Rasulullah Saw. adalah benar-benar hadiah, sedangkan yang diberikankepadaku ini adalah suap."
7. Menolak sistem kekhalifahan yang diwariskan secara turun-temurun. Ja'unahmengatakan, suatu ketika Abdul Malik bin Umar bin Abdul Aziz, putranya,meninggal dunia. Umar memujinya. Lalu Ja'unah bertanya kepada Umar, "Apakahjika dia masih hidup, kamu akan mewasiatkan agar dia menjadi penggantimu?"Umar menjawab, "Tidak." "Lalu mengapa kamu memujinya?" tanya Ja'unah lagi. "Karena saya khawatir, bila saya mengangkatnya, dia akan dihormati lantaranayahnya dihormati," jawab Umar. 8. Menghapuskan budaya materialistik di kalangan pejabat. Putra Umar bin AbdulAziz yang bernama Abdul Aziz mengisahkan, beberapa orang bawahan Umar menulissurat kepadanya. Di antara isi suratnya berbunyi, "Sesungguhnya kota telahrusak. Jika Amirul Mukminin memberikan kepada kami sejumlah uang agar kamimemperbaiki kota itu, maka kami akan melakukannya." Umar membalas surat itu,"Jika kamu membaca surat ini, maka jangalah kota itu dengan cara kamu berlakuadil dan bersihkan jalan-jalannya dari kezaliman. Karena itulah sebenar-benarperbaikan."
9. Melakukan amar ma'ruf nahi munkar secara bijaksana. Suatu ketika Abdul Malikbin Umar bin Abdul Aziz, salah seorang putra Umar, menemui ayahnya, danberkata, "Wahai Amirul Mukminin, jawaban apa yang engkau persiapkan di hadapanAllah Swt. di hari Kiamat nanti, seandainya Allah menanyakan kepadamu, 'Mengapaengkau melihat bid'ah, tapi engkau tidak membasminya, dan engkau melihatSunnah, tapi engkau tidak menghidukannya di tengah-tengah masyarakat?'"Umar menjawab, "Semoga Allah Swt. mencurahkan rahmat-Nya kepadamu dan semogaAllah memberimu ganjaran atas kebaikanmu. Wahai anakku, sesungguhnya kaummumelakukan perbuatan dalam agama ini sedikit demi sedikit. Jika aku melakukanpembasmian terhadap apa yang mereka lakukan, maka aku tidak merasa aman bahwatindakanku itu akan menimbulkan bencana dan pertumpahan darah, serta merekaakan menghujatku. Demi Allah, hilangnya dunia bagiku jauh lebih ringan daripadamunculnya pertumpahan darah yang disebabkan oleh tindakanku. Ataukah kamu tidakrela jika datang suatu masa, dimana ayahmu mampu membasmi bid'ah danmenghidupkan Sunnah?"
10. Menegakkan keadilan dan mengabdikan diri untuk menyejahterakan umat. TekadUmar bin Abdul Aziz untuk menyejahterakan rakyatnya dan menegakkan keadilanadalah prioritas utama. Fathimah binti Abdul Malik, istrinya, pernah menemuinyasedang menangis di tempat shalatnya. Lalu istrinya berusaha membesarkanhatinya. Umar bin Abdul Aziz berkata, "Wahai Fathimah, sesungguhnya sayamemikul beban umat Muhammad dari yang hitam hingga yang merah. Dan sayamemikirkan persoalan orang-orang fakir dan kelaparan, orang-orang sakit dantersia-siakan, orang-orang yang tak sanggup berpakaian dan orang yangtersisihkan, yang teraniaya dan terintimidasi, yang terasing dan tertawan dalamperbudakan, yang tua dan yang jompo, yang memiliki banyak kerabat, tapihartanya sedikit, dan orang-orang yang serupa dengan itu di seluruh pelosoknegeri. Saya tahu dan sadar bahwa Rabbku kelak akan menanyakan hal ini di hariKiamat. Saya khawatir saat itu saya tidak memiliki alasan yang kuat di hadapanRabbku. Itulah yang membuatku menangis."
11. Melestarikan lingkungan hidup. Jisr al-Qashshab berkata, "Saya melihatserigala dan kambing hidup damai di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Lalusaya katakan, 'Subhanallah! Ternyata serigala sama sekali tidak berbahayaberada di tengah-tengah kambing?'"Secara tekstual, pernyataan Jisr al-Qashshab ini memberikan pemahaman kepadakita bahwa Umar bin Abdul Aziz benar-benar memperhatikan aspek lingkunganhidup, dimana semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan mendapatkankeadilan. Karena hutan dilestarikan, maka binatang-binatang liar sepertiserigala tak perlu turun ke desa untuk mencari mangsa. Hewan-hewan tersebuttelah mendapatkan segala apa yang dibutuhkan.
12. Menolak Nepotisme. Al-Azwa'i menceritakan suatu ketika Umar bin Abdul Azizduduk di rumahnya bersama para pembesar Bani Umayyah. Umar berkata, "Sukakahjika kalian aku jadikan salah seorang pemimpin pasukan?" Mereka menjawab,"Mengapa kau tawarkan kepada kami sesuatu yang kamu sendiri tidakmengerjakannya?" Umar berkata, "Tidakkah kalian melihat hamparan tempat sayakini berada? Sesungguhnya saya menyadari sepenuhnya bahwa ia akan hancur dansirna. Dan saya tidak suka bila tempat ini dikotori oleh kaki-kaki kalian. Lalubagaimana mungkin akan saya jadikan kalian sebagai pemimpin dan pengawasorang-orang. Tidak mungkin. Dan jangan harap itu terjadi." Para pembesar itu berkata, "Mengapa tidak? Bukankah kita memiliki hubungankerabat? Bukankah kita juga berhak?" Umar berkata, "Antara kamu sekalian dan orang yang berada jauh di ujung duniadalam pandanganku adalah sama. Tidak ada bedanya."
13. Menghukum orang sesuai dengan kesalahannya
Penutup
Selain kebijakan-kebijakan Beliau yang memaslahatkan Umat beliau juga dikenal dengan pemahaman agamanya yang mendalam,sehingga beliau diberi gelar al-fahmu ad-daqiq. Sampai-sampai Maimun bin Mahran berkata, "Para ulama di hadapan Umar bin Abdul Aziz adalah murid-muridnya." Cukup ternglah buat kita bahwa tidak berlibihan Umar diberi gelar-gelar penghormatan karena apa yang telah Beliau lakukan, terlepas dari perbedaan pendapat diantar para ahli tadi.

Referensi
- Mubarok, jaih.2008. Sejarah Peradaban Islam.Bandung: Pustaka Islamika
- Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Ummayah II di Cordoba, Jakarta:Bulan Bintang, 1977
0 komentar

Tidak ada komentar: